BUKU SEJARAH DAN PERANAN RESIMEN PELOPOR (DENSUS ALAP-ALAP) KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA DALAM SEJARAH INTEGRASI TIMOR TIMUR.
Di masa awal kemerdekaan di berbagai daerah terjadi pembangkangan-pembangkangan yang dimotori oleh para mantan pejuang kemerdekaan dan berbagai satuan militer yang merasa tidak puas dengan berbagai kebijakan pemerintah pusat. Hal ini memaksa pemerintah untuk mengerahkan segenap kekuatan untuk menanggulanginya dalam rangka menegakkan wibawa pemerintah pusat. Dan karena banyaknya anggota militer yang terlibat dalam berbagai pemberontakan itu, maka dengan terpaksa pemerintah juga mengerahkan pasukan dari unsur POLRI, dan saat itu satu-satunya pasukan pemukul POLRI yang memiliki kualifikasi para militer adalah Brigade Mobil (BRIMOB), karena pendidikan anggota Brimob saat itu sangat berat dan memakan waktu yang sangat lama (13 bulan), sedangkan untuk pendidikan tamtama TNI-Ad hanya 4 bulan, maka Brimob seringkali kekurangan personil. Untuk mengatasinya maka dibentuklah pasukan khusus yang kemudian dikenal dengan nama Pasukan Ranger Brimob, yang perwira-perwiranya mendapatkan pendidikan di Okinawa (Pangkalan Marinir AS) dengan materi latihan gabungan Ranger Angkatan Darat AS dan US Marine Recon. Pada pertengahan 1960, Ranger Brigade Mobil, namanya berubah menjadi Resimen Pelopor, pasukan ini juga mendapatkan bantuan senjata yang terbilang modern pada masa itu, yaitu senapan serbu AR-15 (Versi awal M 16 A 1) dan Resimen Pelopor adalah salah satu pengguna pertama senjata ini, bahkan pasukan reguler infanteri AS ya bertugas di Vietnam saat itu masih menggunakan senapan M 1 Garrand.
Sejak saat itu Resimen Pelopor menjadi salah satu tulang punggung pasukan penggempur untuk menumpas berbagai pemberontakan di Indonesia, namun suhu politik yang memanas dan berpuncak pada terjadinya peristiwa Pemberontakan G30S/PKI padapagi hari I Oktober 1965, kemudian berlanjut dengan pergantian rezim, mengubah segalanya, termasuk Resimen Pelopor-pun terkena imbasnya. Karena Resimen Pelopor dianggap sebagai barisan pendukung Presiden Soekarno, maka peranannya mulai dikurangi, ditambah lagi dengan berhasilnya Jenderal Soeharto mengkonsolidasi TNI-AD, TNI-AL dan TNI-AU di bawah pengaruhnya.
Sesuai dengan keinginan Presiden Soeharto pada Kapolri jenderal (Pol) Hugeng, yang menginginkan POLRI lebih berkonsentrasi pada tugas penegakkan hukum, maka Resimen Pelopor dilikuidasi pada tahun 1969 dan anggota-anggotanya ditempatkan di berbagai kesatuan (Korps), seperti Reserse, Intelkam dan Lalu Lintas di berbagai Polda di Indonesia, sedangkan sisanya ditempatkan sebagai anggota Brigade Mobil biasa di Kelapa Dua.
BERIKUT INI ADALAH SEJARAH SINGKAT KETERLIBATAN RESIMEN PELOPOR DALAM SEJARAH INTEGRASI TIMOR TIMUR :
Tahun 1974 adalah tahun penuh dengan ketegangan dan konflik berdarah di Timor Timur , hal ini terjadi karena adanya perubahan dan pergeseran kekuasaan di Portugal, yang berdampak di daerah-daerah jajahannya, termasuk Timor Portugis yang berbatasan langsung dengan Indonesia, dalam hal ini Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Hal ini menjadapatkan perhatian serius dari pemerintah Indonesia, karena mau tidak mau Indonesia harus terlibat, karena banyaknya partai-partai yang menginginkan bergabung dengan Indonesia di satu pihak dan di lain pihak Indonesia merasa khawatir dengan perkembangan dan agresivitas Fretilin yang beraliran Komunis.
Ketika krisis politik dan keamanan di Timor Timur mulai mengarah pada konflik bersenjata terbuka, pemerintah Indonesia mulai menyususn rencana operasi militer, baik dalam skala terbatas (Operasi Komodo & Operasi Flamboyan), maupun besar-besaran (Operasi Seroja).
Dan Presiden Soeharto tidak bisa konsisten dengan keputusannya, beliau memerintahkan Panglima ABRI untuk mengerahkan seluruh sumber daya untuk menyelesaikan masalah Timor Timur secara militer. Untuk itu Kapolri memerintahkan Komandan Korps Brigade Mobil Kolonel (Pol) Anton Sudjarwo untuk menyiapkan pasukan untuk infiltrasi ke Timor Timur dan mantan anggota Resimen Pelopor (MENPOR) inilah yang menjadi tulang punggung dengan nama DETASEMEN KHUSUS ALAP-ALAP dan mereka ini melaksanakan tugas di timor Timur dengan baik, meskipun dengan segala kekurangannya, mengingat pembentukannya yang sangat terburu-buru serta sekian tahun mereka tidak melaksanakan latihan intensif.
SEMUA KISA PERJUANGAN RESIMEN PELOPOR DARI MASA KE MASA DAPAT ANDA BACA DALAM BUKU INI.
SPESIFIKASI :
- Buku baru.
- Soft cover.
- Dilengkapi dengan cukup banyak foto selama operasi militer, karena resimen ini memang dipersiapkan untuk operasi tempur.
- Penerbit Matapadi.
- Cetakan kedua, Edisi Revisi, Januari 2013.
- 254 halaman.
- Ukuran 15 x 22,8 cm.
- Buku baru.
- Soft cover.
- Dilengkapi dengan cukup banyak foto selama operasi militer, karena resimen ini memang dipersiapkan untuk operasi tempur.
- Penerbit Matapadi.
- Cetakan kedua, Edisi Revisi, Januari 2013.
- 254 halaman.
- Ukuran 15 x 22,8 cm.
HARGA @ Rp 200.000,-- (FIX), BELUM TERMASUK ONGKOS KIRIM.
UNTUK INFO LEBIH LANJUT SILAHKAN MENGHUBUNGI TREEHOUSE KULAMA 081586008604 (SMS / WA / LINE).
UNTUK MELIHAT KOLEKSI KAMI YANG LEBIH LENGKAP, SILAHKAN MENG "KLIK " SITUS-SITUS BERIKUT INI :
www.bukusejarah.com
www.bukukoleksi.com
www.bukujadul.com
bukusejarahdanbiografi.blogspot.co.id
bukumajalahjadul.blogspot.co.id
bukug30spki1965.blogspot.co.id
bukusejarahg30s.blogspot.co.id
bukubudayajawa.blogspot.co.id
bukubonsai.blogspot.co.id
bukusastrapopuler.blogspot.co.id
bukusiliwangi.blogspot.co.id
integrasitimortimur.blogspot.co.id
jualbukupenting.blogspot.co.id
sepatukudabekas.blogspot.co.id
pasukankomando.blogspot.co.id
MAAF, KAMI TIDAK MELAYANI TRANSAKSI SECARA COD.